Demikian pula, seorang gadis berusia 15 bulan meninggal di Batam pada 23 Mei, sehari setelah ibunya membawanya ke rumah sakit karena dia demam dan diare.
Tjetjep Yudiana, yang mengepalai dinas kesehatan provinsi Kepulauan Riau, mengatakan kepada The Straits Times: “Dia akan diuji tetapi dia meninggal. Dia kekurangan berat badan, jadi sistem kekebalannya lemah.”
Anak-anak membentuk hampir sepertiga, atau 83 juta, dari populasi Indonesia yang hampir 270 juta.
Dr Aman menyarankan agar anak-anak dengan gejala seperti diare dan demam harus diuji untuk virus corona.
Jasra Putra, komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, telah meminta otoritas kesehatan negara itu untuk menyeka anak-anak dari orang tua yang sedang diuji. “Jika orang tua mereka diuji, anak-anak juga harus diuji,” katanya.
Tes juga dapat membantu pemerintah untuk memetakan situasi dan menghasilkan kebijakan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti mendistribusikan vitamin untuk meningkatkan kekebalan anak-anak, tambahnya.
Nahar, wakil perlindungan anak di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengatakan pemerintah telah berusaha meningkatkan pengujian di seluruh negeri.
“Jika lebih banyak orang dites, infeksi pada anak-anak dapat dicegah,” tambah Nahar, yang, seperti banyak orang Indonesia, menggunakan satu nama.