KUALA LUMPUR (REUTERS) – Malaysia menangkap seorang warga negara Bangladesh yang mengkritik pemerintah atas perlakuannya terhadap pekerja migran dalam sebuah laporan berita oleh penyiar Al Jazeera, kata pemerintah pada Sabtu (25 Juli).
Laporan 3 Juli tentang perlakuan Malaysia terhadap pekerja asing tidak berdokumen selama pandemi Covid-19 memicu reaksi di negara Asia Tenggara itu, dengan beberapa pejabat menggambarkan laporan itu tidak akurat, menyesatkan, dan tidak adil.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah menekan kebebasan media setelah wartawan Al Jazeera dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi.
Surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk Md Rayhan Kabir, pekerja Bangladesh yang dikutip dalam laporan berita yang mengatakan pemerintah mendiskriminasi pekerja asing tidak berdokumen dengan menangkap dan memenjarakan mereka selama pandemi.
Rayhan ditangkap pada hari Jumat dan akan diusir dari negara itu, Direktur Jenderal Imigrasi Khairul Dzaimee Daud mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
“Warga Bangladesh ini akan dideportasi dan masuk daftar hitam untuk memasuki Malaysia selamanya,” kata Datuk Khairul.
Dia tidak mengatakan mengapa Rayhan ditangkap atau apakah dia dicurigai melakukan kejahatan. Reuters tidak dapat segera menghubungi departemen imigrasi untuk komentar lebih lanjut.
Al Jazeera yang berbasis di Qatar mengatakan sangat mengganggu bahwa Rayhan telah ditangkap “karena memilih untuk berbicara tentang beberapa pengalaman orang-orang yang tidak bersuara dan rentan.”
Malaysia menangkap ratusan orang asing tidak berdokumen, termasuk anak-anak dan pengungsi Rohingya, ketika negara itu dikunci untuk menahan penyebaran virus corona baru.