NUSA DUA, Indonesia (AFP) – Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada hari Senin bahwa pemimpin Suriah Bashar al-Assad dapat mengambil “pujian” karena dengan cepat memulai proses penghancuran gudang senjata kimia rezimnya dan berterima kasih kepada Rusia atas bantuannya.
“Proses ini telah dimulai dalam waktu singkat dan kami menghargai kerja sama Rusia dan jelas untuk kepatuhan Suriah,” katanya kepada wartawan bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setelah pembicaraan di Indonesia.
“Saya pikir sangat penting bahwa kemarin, Minggu, dalam waktu seminggu setelah resolusi (PBB) disahkan, beberapa senjata kimia dihancurkan,” kata Kerry.
“Saya pikir itu juga merupakan penghargaan bagi rezim Assad karena mematuhi, terus terang, seperti yang seharusnya. Kami berharap itu akan terus berlanjut. Saya tidak akan menjamin hari ini untuk apa yang terjadi berbulan-bulan di jalan. Tapi ini awal yang baik dan kita harus menyambut awal yang baik.”
Dalam komentar yang kurang ekspansif tentang perkembangan terakhir, Lavrov mengatakan dia “puas”, dan berjanji Rusia akan terus memastikan pemerintah Assad menyelesaikan proses pembongkaran.
“Pihak Rusia akan melakukan segalanya sehingga Damaskus akan mengikuti kerja sama tanpa perubahan,” kata Lavrov kepada wartawan dalam bahasa Rusia, dengan komentarnya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Para ahli menghancurkan hulu ledak rudal, bom udara dan peralatan pencampur kimia pada hari Minggu pada hari pertama kampanye untuk menghilangkan senjata kimia Suriah, kata PBB, setelah dugaan serangan terhadap warga sipil oleh pasukan pro-Assad membawa ancaman intervensi pimpinan AS.
Operasi itu, yang dilakukan oleh personel Suriah di bawah pengawasan para ahli perlucutan senjata internasional, berlangsung di bawah ketentuan resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan membuat Damaskus melepaskan senjata terlarang.
Kerry menekankan proses pembongkaran telah terjadi dalam “waktu singkat”, dan memujinya sebagai model untuk kerjasama internasional.
“Saya pikir itu adalah contoh hebat dari kerja sama global, upaya multilateral, untuk mencapai tujuan yang diterima,” katanya.
Rusia mendorong upaya perlucutan senjata PBB sebagai alternatif untuk serangan pimpinan AS di Suriah, yang perang saudaranya diperkirakan akan ditampilkan dalam pembicaraan bilateral antara presiden Barack Obama dan Vladimir Putin di sela-sela pertemuan puncak regional di Indonesia.
Namun Obama membatalkan lawatan ke KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bali dan KTT Asia Timur berikutnya di Brunei karena krisis anggaran federal mencengkeram Amerika Serikat, menggantikan Kerry.